"Buk, nanti jadi ke pantai nggak?"
Begitu membuka mata Mas Nathan langsung bertanya apakah kami jadi ke pantai atau tidak.
"Jadi Mas, tapi Mas sekolah dulu. Nanti sepulang sekolah baru berangkat ke pantai" Jawab saya
"Asyiiik" teriak mas Nathan sambil berlari menuju kamar mandi.
***************
Sesuai rencana siang itu saya sekeluarga memang akan ke Pantai Slili di Gunung Kidul. Seminggu sebelumnya saya sudah memberi tahu anak-anak kalau kita bakal ke pantai dan menginap di sana. Mereka antusias sekali dan tak sabar menunggu hari H. Begitupun Ibuknya a.k.a saya, hehehe. Dari hari Senin dah nunggu-nunggu kapan sih datangnya hari Sabtu, kapan sih liburnya. Macam anak SD yang menunggu-nunggu datangnya nenek yang membawa hadiah.
Sobat Cerita Piknik, ngomongin piknik atau hal-hal yang berbau piknik pasti bikin saya semangat banget, karena saya memang suka piknik. Padahal belum ada sebulan saya abis dari Pantai Sadranan yang berada tepat di sebelah Pantai Slili. Minggu kemaren juga abis dari Klaten dan ziarah ke Gua Maria Sriningsih. Tapi kok saya nggak pernah bosen diajak piknik terutama bareng Mas Bojo dan Duo Anak Lanang.
Gaes, weekend memang selalu saya nantikan. Karena di hari Sabtu dan Minggulah saya bisa berkumpul seharian bareng anak-anak. Bisa nyuapin mereka 3 kali sehari, bisa nganter mas Nathan sekolah dan bisa menemani tidur siang mereka. Kruntelan bareng sambil nonton tipi itu nagih lho, bikin bonding antara anak dan ibu terjaga. Walaupun kuantitas kami bertemu tidak banyak tapi yang paling penting adalah kualitasnya. Sampai sekarang anak-anak lengketnya juga sama saya dibanding sama Bapak dan Simbah, padahal jika dihitung secara kuantitas di siang hari mereka lebih banyak bersama Simbahnya. Tapi yang namanya Ibu tidak akan tergantikan gaes.
Sepulang sekolah Mas Nathan langsung ngajak berangkat ke pantai, tapi si Bapak belum pulang dari kerjaan dan saya ajak Nathan dan adiknya untuk makan dulu. Saya nggak mau ambil resiko mereka bakal masuk angin dalam perjalanan selama 2 jam ke depan gara-gara perut kosong.
Selesai makan saya lanjut packing barang-barang. Dari pagi sih semua sudah saya masukkan ke tas saya dan tas Nathan, tinggal perlengkapan seperti alat mandi, cemilan dan susu anak-anak. Sobat Piknik, liburan bersama keluarga itu selain menyenangkan tapi juga agak merepotkan. LOL. Yaiyalah, bawaan kami banyak banget, padahal cuma pergi semalam saja tapi bagasi, jok belakang penuh bahkan dibawah kaki saya juga ada tas kecil.
Ya namanya bawa rombongan apalagi ada duo balita saya harus pintar -pintar mempersiapkan segala hal yang kami butuhkan saat liburan nanti, jangan sampai kami kerepotan karena ada barang yang tertinggal padahal di pantai jauh dari minimarket ataupun toko. Untungnya sih duo anak lanang dah terbiasa perjalanan jauh, usia setahun mereka sudah ke Bali dengan perjalanan darat 27 jam dan tanpa rewel. Lumayan kan pegel duduk mobilnya, tapi kami hepi.
Itinerary itu penting
Piknik, traveling, liburan atau apalah yang bau jalan - jalan membutuhkan rencana yang matang. Kemanapun tujuannya tetap butuh persiapan dan kali ini saya cuma ke Gunung Kidul so preparenya ngga serepot saat mau ke Bandung atau ke Bali yang butuh booking hotel dulu.
Pergi kemanapun, jauh atau dekat, menginap atau enggak saya tetap bikin jadwal perjalanan. Nggak harus selalu ditulis, kecuali saya pergi ke luarkota seperti Bali atau Surabaya dan menginap disana berhari-hari, saya tetep bikin catatan di handphone.
Kalau cuma ke Gunung Kidul apa perlu bikin itinerary? Perlu sih, yang sederhana saja, misal berangkat jam berapa, di jam itu anak-anak makan belum, nanti berhenti dimana untuk makan, sampai di pantai menginap dimana hingga alternatif terburuk jika hotel penuh atau harus pindah destinasi. Pulang kapan dan mampir ke wisata lain atau enggak.
Terus barang apa saja sih yang perlu dibawa agar liburan kami ceria? Cekidot ya gaes :
Pergi kemanapun, jauh atau dekat, menginap atau enggak saya tetap bikin jadwal perjalanan. Nggak harus selalu ditulis, kecuali saya pergi ke luarkota seperti Bali atau Surabaya dan menginap disana berhari-hari, saya tetep bikin catatan di handphone.
Kalau cuma ke Gunung Kidul apa perlu bikin itinerary? Perlu sih, yang sederhana saja, misal berangkat jam berapa, di jam itu anak-anak makan belum, nanti berhenti dimana untuk makan, sampai di pantai menginap dimana hingga alternatif terburuk jika hotel penuh atau harus pindah destinasi. Pulang kapan dan mampir ke wisata lain atau enggak.
Liburan
tak harus saklek, apalagi bawa anak kecil kita sebagai orang tua harus fleksibel. Tujuan liburan kan mencari kesenangan so dijalani dengan happy jadi sebisa mungkin dibikin agar anak tetap ceria. Dengan adanya
ittinerary liburan akan lebih tertata dan saya nggak kebingungan
saat Mas Bojo nanya abis dari sini kemana lagi.
Terus barang apa saja sih yang perlu dibawa agar liburan kami ceria? Cekidot ya gaes :
1. Bawa baju ganti yang cukup
Karena saya berencana untuk menginap di Pantai Slili pastilah saya bawa baju ganti. Seandainya saya tidak menginap pun saya selalu membawa baju ganti anak-anak walau cuma sepasang. Antisipasi jika anak-anak muntah atau bajunya basah kena makanan yang tumpah.
Hitung baju dengan seksama, saya lebih suka membawa lebih daripada kurang. Toh saya ngga perlu gendong tas kan, bisa ditaruh saja di mobil. Beda cerita jika kami traveling menggunakan kendaraan umum, pasti bawaan akan lebih terbatas agar mobilitas kami tidak terhambat.
2. Perlengkapan mandi
Saya selalu membawa perlengkapan mandi kami berempat, walaupun di hotel sudah disediakan sabun dan kawan-kawannya tapi saya lebih suka memakai alat mandi kami sendiri. Takutnya di kulit ngga cocok dan di hotel tidak ada pasta gigi anak-anak. Ohya gaes, saya suka mengkoleksi sabun dan shampo dari hotel. Hihihi. Tiap hotelkan punya ciri khusus, jadi saya simpen buat koleksi. LOL Selain alat mandi saya juga bawa handuk sendiri, buat jaga-jaga karena pernah nginep di hotel berbintang tapi handuknya tidak bersih. OH NO.
3. Cemilan
Poin ini tidak boleh terlewatkan gaes, karena saat diperjalanan anak-anak pasti ngemil. Jalan baru berapa kilometer udah nanyain ada jajanan ndak Buk. Atau minta minum dan susu. Selain duo anak lanang simboknya juga pengen ngemil coy, mulut asem kalau cuma diem atau ngobrol doang.
Cemilan yang saya bawa juga disesuaikan dengan tujuan liburan kami, jika disana banyak minimarket, saya bawa cemilan tidak terlalu banyak. Kami bisa beli cemilan di dekat obyek wisata. Di Pantai Slili lokasinya agak terpencil dan saya bawa stok cemilan banyak tak hanya untuk dimobil tapi buat Sabtu malam dan minggu siangnya.
4. Obat-obatan
Liburan bersama anak atau tidak kita harus tetep membawa obat-obatan pribadi mas mbak. Terlebih jika kamu merasa punya sakit bawaan. Sering pusing, atau punya maag harus donk bawa obat kamu. Jangan sampai di tempat wisata cuma diem membisu atau merintih kesakitan saat si sakit tiba-tiba datang.
Bagi saya yang liburan bersama duo balita selalu membawa obat-obatan seperti minyak kayu putih untuk menghangatkan perut, minyak tawon pencegah nyamuk dan bisa untuk memar jika anak terjauh, obat merah ukuran kecil, salep obat sariawan karena kedua anak saya sering sariawan, vicks untuk dada dan punggung jika di malam hari hidung mereka buntet dan Tempra parasetamol pereda demam.
5. Mainan
Nah ini yang bikin bawaan nambah banyak, mainan anak. Bagaimanapun anak-anak membutuhkan mainan, nggak mungkin mereka di pantai terus atau mainan tablet tanpa henti. Beberapa mainan kesukaan mereka saya bawa, untuk mainan di mobil atau saat dihotel. Biar mereka nggak boring dan liburan tetap ceria.
6. Selendang/Kain Pantai
Sejak anak anak bayi saya gendong mereka pakai selendang, sampai besarpun saya bawa selendang, buat jaga-jaga kalau mereka kedinginan, tiba-tiba muntah di mobil daripada bikin kotor mobil saya gunakan selendang saja. Saat di pantai atau di tempat wisata dan tidak ada tempat duduk selendang bisa saya jadikan alas duduk, jika tidak punya selendang bisa pakai kain pantai gaes.
Selendang ini penting lho, apalagi saat musim hujan dan dimobil anak-anak kedinginan bisa selimutan pake selendang, bisa buat handuk di saat darurat misal kelupaan bawa handuk atau handuk sudah basah sekali hingga tak bisa dipakai. Dan selendang itu cepet kering, misal basah tingga diangin-anginin dan bisa dipakai lagi.
Selendang ini penting lho, apalagi saat musim hujan dan dimobil anak-anak kedinginan bisa selimutan pake selendang, bisa buat handuk di saat darurat misal kelupaan bawa handuk atau handuk sudah basah sekali hingga tak bisa dipakai. Dan selendang itu cepet kering, misal basah tingga diangin-anginin dan bisa dipakai lagi.
Ohya ada jangan lupa bawa payung dan topi. Kalau kedua barang ini selalu ada di mobil jadisaya ngga perlu mempersiapkan, kalau hujan otomatis harus pakai payung begitupun topi
buat Mas ama adek. Akhir-akhir ini musim tidak bisa dipastikan, pagi
cerah tapi tiba-tiba siang hujan, kan lebih baik sedia payung sebelum
hujan kan gaes.
Iitinerary sudah ada, barang yang dibawa komplit dan berangkatlah kami dari rumah sekitar jam setengah 12 siang. Cuaca agak mendung membuat saya agak was-was tapi ya sudah kalau nggak jadi nanti duo anak lang ngambek begitupu saya gelo karena nggak jadi piknik.
Setengah jam pertama duo anak lanang masih "ramai" nanyain hutan lah, nanyain hewan, pokoknya segala macem yang mereka lihat selama perjalanan. Capek jawabnya? Iyaaaa. LOL. Yang belum punya anak, siap-siap yaaaaa.
Keluar dari kota Jogja mulai turun hujan, anak-anak mulai tidur tanpa dikomando. Mas Nathan tidur selonjoran di belakang sambil meluk guling kesayangan, begitupun dek Saka yang tidur angler di pangkuan saya. Lalu saya? Ikuan tidur donk, perut kenyang dan suasana yang mendukung membuat kami tidur nyenyak. Hahaha, maafkan kami ya Mas Bojo seperti biasa dirimu yang melek sendirian karena harus nyetir. LOL
Tepat pukul dua, mobil memasuki kawasan Tepus saya terbangun dan doi aka mas Bojo meminta saya untuk menyalakan GPS sebagai petunjuk arah biar nggak nyasar. Yes gaes, GPS itu PENTING banget, kita bisa menghindari kemacetan, dapet rute yang cepat dan nggak perlu nanya ke penduduk sekitar.
Setengah jam kemudian kami sampai di Pantai Slili, anak-anak dah bangun dan saya turun dari mobil untuk mencari penginapan. Jika biasanya kami booking hotel secara online kali ini tidak, karena di daerah dekat pantai Gunung Kidul kebanyakan penginapan, hotel melati dan vila yang belum ada daftarnya di situs online. Saya juga nggak kawatir nggak dapet penginapan karena sekarang bukan musim liburan, walaupun pas sore banyak tamu datang yang nyari penginapan dan ternyata penuh semua. Untung sih kami datang tidak terlalu sore.
\
Iitinerary sudah ada, barang yang dibawa komplit dan berangkatlah kami dari rumah sekitar jam setengah 12 siang. Cuaca agak mendung membuat saya agak was-was tapi ya sudah kalau nggak jadi nanti duo anak lang ngambek begitupu saya gelo karena nggak jadi piknik.
\![]() |
\ biar nggak bosen dijalan |
Setengah jam pertama duo anak lanang masih "ramai" nanyain hutan lah, nanyain hewan, pokoknya segala macem yang mereka lihat selama perjalanan. Capek jawabnya? Iyaaaa. LOL. Yang belum punya anak, siap-siap yaaaaa.
Keluar dari kota Jogja mulai turun hujan, anak-anak mulai tidur tanpa dikomando. Mas Nathan tidur selonjoran di belakang sambil meluk guling kesayangan, begitupun dek Saka yang tidur angler di pangkuan saya. Lalu saya? Ikuan tidur donk, perut kenyang dan suasana yang mendukung membuat kami tidur nyenyak. Hahaha, maafkan kami ya Mas Bojo seperti biasa dirimu yang melek sendirian karena harus nyetir. LOL
Tepat pukul dua, mobil memasuki kawasan Tepus saya terbangun dan doi aka mas Bojo meminta saya untuk menyalakan GPS sebagai petunjuk arah biar nggak nyasar. Yes gaes, GPS itu PENTING banget, kita bisa menghindari kemacetan, dapet rute yang cepat dan nggak perlu nanya ke penduduk sekitar.
Setengah jam kemudian kami sampai di Pantai Slili, anak-anak dah bangun dan saya turun dari mobil untuk mencari penginapan. Jika biasanya kami booking hotel secara online kali ini tidak, karena di daerah dekat pantai Gunung Kidul kebanyakan penginapan, hotel melati dan vila yang belum ada daftarnya di situs online. Saya juga nggak kawatir nggak dapet penginapan karena sekarang bukan musim liburan, walaupun pas sore banyak tamu datang yang nyari penginapan dan ternyata penuh semua. Untung sih kami datang tidak terlalu sore.
\
Ada sekitar 8 penginapan dan 2 villa besar di pinggir pantai Slili, semuanya langsung menghadap ke Pantai. Sembodro cottages jadi pilihan saya untuk menginap dengan range harga antara 150 ribu hinga 250 ribu. Saya memilih kamar non AC karena cuacanya dingin dan lebih murah. Hahaha.
Mas Nathan sempet protes kok kamarnya kayak gini, nggak pake AC karena dalam bayangan dia hotel ya building pake AC dan lux. Saya memberi pengertian ke dia kalau di sini nggak ada hotel kayak gitu seperti biasanya saat kami staycation di kota dan dia akhirnya mengerti.
Karena sudah sore, saya ajak duo anak lanang mandi pakai air thermos. Yaaa, saya bawa thermos air panas pemirsah, karena saya tahu di penginapan pasti ngga ada air panas kayak di hotel. Biarlah repot yang penting anak-anak nggak kedinginnan. Abis mandi saya pesan nasi goreng di warung sebelah penginapan dan kami makan bersama di temani rintik hujan, debur ombak pantai selatan yang suaranya kadang bikin keder tapi kami bahagia.
Rencana tinggal rencana
Novel sudah di tangan, asap kopi panas sudah mengepul dan saya sudah siap me time, baca novel di gazebo pinggir pantai ditemani suara ombak. Tapi, apa daya diluar gerimis dan anak anak ditinggal duduk di teras saja sudah "Buuuk, sini", "Buuuuk, susu", Buuuuuk, mainanku mana".
Nasib. LOL. Kenyataan jauh dari ekspektasi gaes.
Pukul sembilan kami semua tidur, diluar masih gerimis dan membuat tidur kami makin angler karena dingin. Tengah malam saya terbangun karena suara mobil yang hilir mudik, ternyata masih banyak tamu yang nyari kamar. Kebanyakan rombongan anak muda, ada juga beberapa keluarga kecil seperti saya. Sayang mereka nggak dapat kamar karena sudah penuh.
Saat Demam Melanda si Kecil
Libur itu enaknya bisa bangun siang, gapapa ya kan nggak tiap hari. Jam setengah tujuh saya mandi dan disusul dek Saka yang bangun lebih dulu dari Mas Nathan. Biasanya Mas Nathan yang bangun duluan tapi mungkin dia menikmati tidurnya dan pengen "ngepluk".Jam 7 lebih Mas Nathan bangun tapi males-malesan dan mengeluh mulutnya sakit. Hadeeew. Pasti sariawan lagi. Kedua anak saya memang penyakitnya sariawan gaes. Jarang sih batuk pilek gitu atau radang tenggorokan seperti anak lain.
Saya buka mulutnya dan saya lihat pakai senter dari HP, ada luka putih di mulut bagian bawah. Saat saya sentuh badannya anget, langsung saya cek suhunya menggunakan termometer suhunya 37.8. Agak was-was juga gaes. Lagi piknik, mau senang-senang eh malah si anak sakit. Piye jal!
Saya ajak mandi air hangat biar bersih dan air hangat membantu menurunkan suhunya. Saya tawari makan nggak mau, cuma minum teh anget. Salep obat sariawan saya oleskan ke sariawan dan saya beri Tempra untuk menurunkan suhu tubuhnya serta mengurangi rasa sakit.
Itulah gunanya membawa perlengkapan P3K gaes, dan obat yang dibawa juga yang biasa dipakai. Misal anak punya riwayat kejang, harus sedia obat anti kejang, atau jika anak punya asma juga harus punya obat untuk asma. Karena anak saya seringnya sariawan pasti obat sariawan dan parasetamol selalu dibawa saat keluar kota atau harus menginap tempat lain.
Demam adalah kondisi ketika suhu tubuh berada di atas 37.5 derajat celsius. Infeksi ringan hingga parah bisa menyebabkan demam. Demam merupakan bagian dari proses kekebalan tubuh yang sedang melawan infeksi akibat virus, bakteri atau parasit.
Mas mbak, ayah bunda, jika anak demam atau badannya panas tidak perlu panik, kita harus tenang dan berikan pertolongan pertama untuk mengurangi demamnya, seperti :
- Beri minum yang banyak, jangan sampai anak dehidrasi
- Pakaikan baju yang tipis, hindari memakai baju tebal dan selimut karena hal itu akan menaikkan suhu tubuh. Waspadai jika tubuh panas tapi telapak kaki dingin, pakaikan kaos kaki agar tidak terjadi perbedaan suhu yang bisa menyebabkan kejang.
- Kompres dengan air hangat, bukan air dingin. Jika waktunya mandi tetap boleh mandi, kan biar bersih. Banyak orang yang melarang anaknya mandi saat demam, kebiasaan yang salah kaprah. Karena tubuh yang kotor atau tidak bersih hanya akan menambah penyakit.
- Beri obat penurun panas jika suhu tubuhnya lebih dari 37,5 derajat Celcius. Ohya, cek suhu tubuh menggunakan termometer ya, jangan cuma dikira-kira saja. Termometer bisa didapatkan di apotek atau toko kesehatan.
- Selalu observasi keadaan anak, jika sampai dua hari masih panas, anak gelisah atau lemas, segera bawa ke dokter yaa, jangan ditunda lagi.
Parasetamol apa yang tepat untuk si kecil?
Ketika anak demam saya tidak langsung memberikan parasetamol, jika suhu badannya cuma hangat belum sampai 37,5 C paling saya beri asupan minum yang banyak dan vitamin. Jika suhu badannya naik dan anak merasa tidak nyaman dan gelisah, saya beri parasetamol agar panasnya segera turun.
Sariawan kok minum parasetamol?
Pastinya saya memberikan parasetamol saat Nathan sariawan bukan tanpa sebab. Pertama suhu badan dia diatas normal dan Tempra membantu menurunkan suhu tubuhnya. Kedua, parasetamol membantu meredakan rasa sakit dan nyeri ringan, sehingga Nathan tidak lagi merasakan sakit di luka sariawannya. Ketiga, saya berani memberikan paracetamol karena memang direkomendasi oleh dokter anak saat kami periksa dulu. Dokter menjelaskan biarpun sudah diberi obat/salep untuk menyembuhkan sariawan anak juga diberikan parasetamol agar rasa nyerinya hilang dan anak bisa beraktivitas lagi.
Kenapa memilih Tempra syrup untuk Nathan?
Sobat Cerita Piknik, ada banyak merk obat penurun panas dan saya memilih Tempra Syrup sebagai obat turun panas bagi duo anak lanang. Tempra syrup diperuntukkan untuk anak usia 1-6 tahun. Sesuai dengan usia duo anak lanang, yaitu 5 dan 3 tahun. Selain itu ada 5 keunggulan Tempra yaitu:
- Tempra cepat menurunkan demam dan bekerja di pusat panas
- Tidak menimbulkan iritasi pada lambung
- Bebas Alkohol
- Tutup botol dengan design CRC lebih aman dan tidak mudah dibuka anak-anak
- Aman digunakan dan sudah teruji
Tempra diproduksi oleh PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. Selain Tempra syrup, ada juga Tempa drop untuk anak usia 0-12 bulan dan Temra Forte untuk anak usia diatas 6 tahun. Jadi jangan sampai salah memilih paracetamol untuk anak, sesuaikan juga dengan usia mereka.
Liburan Kembali Ceria Berkat Tempra
Life is flat without dramaHahaha, quotenya nggak maksa banget kan. Liburan kami jadi berwarna karena Nathan tiba tiba panas dan sariawan. Seharian di hotel, gagal bermain pasir di pantai sudah ada dibenak saya dan suami. ALternatif lainnya kami cek out lebih cepat.
Tapi setelah meminum Tempra dan saya olesi obat sariawan dia mulai bisa senyum lagi, sejam berikutnya suhu tubuhnya mulai turun dan dia kembali ceria. Saat saya tanya apakah sariawannya masih sakit? Dia menggelengkan kepalanya, nyeri di mulutnya berangsur hilang dan langsung saya ajak sarapan soto di warung dekat hotel. Thank You GOD.
So nikmat apa yang saya dustakan gaes.
Sobat Cerita Piknik, jika kamu sedang berwisata ke Jogja jangan lupa untuk piknik ke Pantai Slili, salah satu dari puluhan pantai di Gunung Kidul. Di sini suasananya tidak terlalu ramai seperti pantai lainnya tapi pemandangan tekstur pantainya enak banget buat mandi. Apalagi di sela batu karang besar, pasirnya halus airnya agak dalam dan bersih. Airnya hangat dan berendam di sana bisa betah karena tidak langsung terkena ombak.
Pagi itu saya begitu bahagia, walaupun sempat was-was dan sedih karena Mas Nathan panas tapi saya bersyukur Nathan suhu badan athan aik karena luka sariawannya. Puji Tuhan hal itu bisa diatasi dengan Tempra.
Sobat Piknik, demam merupakan gejala munculnya suatu penyakit, jika sampai dua hari lebih dan panas belum juga turun segera ke dokter. SEGERA. Karena banyak penyakit yang tanda-tandanya suhu meningkat seperti Demam Berdarah, Tipus, Pneumonia, Radang Otak dll. Semua itu harus diwaspadai, yang penting sih anak selalu dipantau dan jangan menunda-nunda ke dokter ya.
Beberapa tips kesehatan bisa kita dapatkan dengan mudah di internet, kalau saya sering cek postingan terbaru di fanpage resminya Tempra One Thousand Smile Ada banyak artikel tentang keehatan khususnya kesehatan anak. Tips kesehatan pun bisa saa jelaskan pada anak anak karena menggunakan gambar yang lucu dan menarik, seperti tips menyimpan obat dibawah ini.
Siang itu kami harus segera chek-out dari penginapan karena masih ada satu tempat yang kami datangi yaitu Gua Tritis. Sebelum saya akhiri Slili on Story, saya ingin berbagi tips memilih paracetamol yang tepat serta cara pemberian paracetamol. Pastikan gunakan sendok takar dan berikan sesuai dosis yang tepat ya gaes.
Berikan obat mengunakan sendok takar sesuai dosis yang tepat.
Piknik adalah cara kami untuk menikmati hidup, menkmati kebersamaan, menikmati alam ciptaan Tuhan dan mensyukuri segala hal yang DIA berikan. Termasuk rasa sakit. Tapi jangan biarkan rasa sakit merusak liburan ceriamu.
Thanks to Tempra, 'cause You make my vacation to be happy.
Salam Piknik
“Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan
oleh Blogger Perempuan Network dan Taisho.”
Kalau anak panas, rehidrasi itu memang yang paling penting. Setelah itu, minum parasetamol bila diperlukan. Ditunggu piknik selanjutnya!
ReplyDeletesukaa...sama kalimat terakhir karena liburan tidak sekedar berlibur tapi mensyukuri nikmat Tuhan termasuk menikmati ciptaannya
ReplyDeletekalo anak sakit walaupun cuma panas tapi bikin khawatir juga ya. Aku juga selalu sedia tempra di rumah buat anak-anak
ReplyDeleteWooo indah sekali pantainya, persiapan liburannya juga lengkap... Apalagi kalau bawa anak pasti harus banyak bekalnya ya mbak termasuk obat-obatan....
ReplyDeleteWaahh pasti enak ya mbak main2 ke pantai, udh lama saya gk ke pantai nih..
ReplyDeleteSalam kenal dari Aqieb mbak..
Tadi saya baca Pantai Silly, heheh. Seru ya main di pantai.
ReplyDeleteBtw ikutan kuis #BalitaBacaBuku di blogku yuk
Helenamantra dot com
Pantainya asyik buat main, tapi kesehatan tetep nomor satu eghhehehhe
ReplyDeleteWalaupun tujuan gak begitu jauh tapi persiapan harus matang juga ya. Kudu itu supaya pikniknya menyenangkan. Kan jadi kesel hanya gara-gara ketinggalan barang yang dibutuhkan untuk menginap.
ReplyDeletePantainya bagus juga ya.
salam,
http://alrisblog.wordpress.com
Wahh..jadi lebih tenang ya, kalau ke mana-mana bawa stock obat-obatan.
ReplyDeleteWaaahh,, pantaii♥.. Emang kalau ada yg sakit liburan jadi kurang menyenangkan ya mbak. Bawa obat2an itu memang perlu banget
ReplyDeleteWeekend memang paling asyik dihabiskan bersama anak. Semoga liburan nanti gak ada yg pake sakit lagi :)
ReplyDelete