Karena Hutan Pinus Mangunan Terlalu Ramai, Kenapa Nggak ke Hutan Pinus Pengger Ajah?


hutan pinus pengger

                                                                                                                                                   
Sepatu kets saya terasa sangat lengket dan basah begitu kaki menjejak tanah merah. Ratusan pohon pinus menjulang menandakan kalau kami sudah sampai di hutan pinus. Saya edarkan pandangan ke sekeliling dan saya baru sadar jika  ini bukan Hutan Pinus Mangunan yang sering saya lewatin saat tugas keliling desa bersama teman kantor. 


































Tulisan Pinus Pengger yang cukup besar  di depan hutan meyakinkan saya jika kami memang salah tujuan. Rencana kami semula ke hutan pinus Mangunan di Dlingo, tapi sebelum sampai di Dlingo kami sudah berhenti. Biasanya saya ke Mangunan dari Bantul, ke arah Imogiri baru ke Mangunan. Karena saya dari utara sehingga Mas Bojo memilih ke Dlingo lewat jalan Wonosari. Melewati jalan Piyungan, setelah bukit cinta ada perempatan deket polsek kami belok ke kanan. Kata dia lebih deket lewat sini daripada lewat Imogiri karena kami dari arah utara. 

Pantas saja kok nyampenya cepet banget, belum sampai setengah jam kok sudah sampai hutan pinus. Ternyata ini Hutan Pinus Pengger, bukan hutan Pinus Mangunan. Hutan Pinus Pengger masih berada di wilayah Dlingo,tepatnya desa Terong. Desa di kecamatan Dlingo yang letaknya paling utara.

Hutan Pinus Pengger berada si sisi kanan jalan, kita bisa memarkir mobil di pinggir jalan atau masuk ke tempat parkir yang sudah disediakan. Jujur saya baru tahu tentang hutan Pinus Pengger ini, sebelumnya hutan Pinus Mangunanlah yang begitu terkenal oleh para wisatawan. Rupanya hutan ini juga belum banyak dikenal orang karena saat saya kesana masih sepi, hanya ada beberapa pengunjung. Pengunjung tidak ditarik retribusi masuk, hanya cukup bayar parkir kendaraan.






Duo anak lanang begitu bersemangat ketika melihat hutan. Mereka langsung mengajak saya naik ke area hutan. Berbagai pertanyaan seperti di hutan ada harimau nggak, boleh tidur sini ndak dan bla bla bla bla, cukup membuat saya lelah menjawab rasa ingin tahu mereka.

Pagi itu memang hujan baru saja reda, tak heran jika tanah merah itu basah dan lengket. Saya meminta anak-anak hati-hati dan selalu digandeng. Apalagi kami mengajak mertua yang harus jalan ekstra hati-hati karena tanahnya licin dan jalan menanjak.



































Kabut putih masih jelas terlihat. Suasana seperti di film-film gaes. Hutan pinus yang lebat, kabut yang melayang-layang dan udara dingin serta sesekali tetesan air membuat kami begitu menikmati suasana hutan pinus Pengger. Adem-adem seger gitu, bawaannya sih minta dipeluk. Lol.





Beberapa ayunan nampak menggelantung diantara dua batang kayu. Tanpa dikomando saya dan Mas Nathan segera berayun dan meminta Bapak mengayun kami. Suasana yang hening dan tidak begitu ramai cukup membuat kami nyaman. Sebel juga sih piknik pengen bersantai dan melipir mencari ketenangan tapi yang ada cuma riuh dan ramainya pengunjung. Yang ada cuma suk sukkan dan antri selfi gaes.



Puas berkeliling di hutan pinus kami berjalan ke arah pinggir hutan dan ternyata ada jurang cukup dalam. Kabut yang cukup tebal masih terlihat membuat pandangan terbatas, tapi malah bikin eksotis sih. Dari kejauhan saya melihat sosok anak muda yang sedang pose diatas batu. Wah, intagramble banget. Pengen deh selfi disana, tapi siapa yang motoin. Anak lanang ngga mungkin dibiarin sendiri. anyak batu dan ngga safety banget, Gimana kalau mereka lari lari dan nyemplung? Aw,aw,aw. Sepertinya saya harus menahan diri gaes. Nggak dapet poto kece no problem lah, yang penting duo anak lanang aman.






Sementara saya asyik berkeliling, mertua saya sedang duduk leyeh-leyeh di gasebo. Maklum lah usia yang tidak muda lagi pasti energinya terbatas. Piknik ya jalan-jalan sebentar habis itu beristirahat . Beberapa gasebo disediakan oleh pengelola untuk tempat beristirahat pengunjung. Warung-warung kecil juga sudah buka dan menyediakan berbagai makanan serta minuman, jadi ngga perlu kawatir gaes. Meskipun kalian tidak membawa bekal kita bisa kok menikmati mi rebus panas sembari menikmati semilir angin hutan pinus.




Ohya, banyak buah pohon pinus lho. Mas Nathan sibuk ngambilin buah pohon pinus yang bentuknya unik. Dia sedikit heran karena baru pertama itu melihat buah pohon pinus. Dia mengambil beberapa dan dimasukin tas plastik untuk dibawa pulang. Hahaha. Aneh yaa, kayak gitu ajah dibawa pulang. Tapi maklumlah, namanya anak kecil hal apapun bisa dijadikan mainan.




Kalau yang satu sibuk dengan buah pohon pinus yang mengering, adeknya sibuk pose-pose bareng si Bapak. Hahaha, mungkin yang satu ini pengen jadi model. Manut ajah di suruh pose berbagai gaya sama Bapaknya.  

Sebelum jam 12 kami memutuskan untuk pulang  karena masih ada beberapa tempat yang ingin kami kunjungi. Bukit Panguk serta Air Terjun Sri Gethuk sudah menunggu kami. Dan, bersyukurlah kami saat melewati Hutan Pinus Mangunan ternyata penuh banget. Mobil-mobil banyak yang antri untuk parkir karena tempat parkir sudah penuh. Halah kalau kayak gitu mah, piknik sama sekali enggak nyaman. Malah kayak orang mau antre sembako. Lol.


Jalan di depan mangunan



Nah Sobat Piknik, hutan pinus tak hanya ada di Mangunan. Coba deh ke Hutan Pinus Pengger. Sama kok cantiknya, nggak pake macet di jalan dan masuknya juga free. Jadi kapan mau ke sini?

Jangan lupa piknik biar nggak hectic dan salam prima.

Comments

  1. Hutan pinus di Imogiri sekarang ramai dengan pengunjung yaa mbak. selalu ada yang baru di hutan pinusnya...hehhehe

    ReplyDelete
  2. Foto-fotonya jadi eksklusif deh karna blm sesumpek di mangunan ya mak

    ReplyDelete
  3. Bagus, serasa 'privat', dan gratis masuk pulak.. asyik sekali. Tapi kayaknya perlu siap sandal khusus biar nggak nggedibal ya :)

    ReplyDelete
  4. Neq yang ada spot untuk foto cantik malam itu ndak di sini juga mbak??

    ReplyDelete
  5. seru ya, apalagi berkabut-kabut gituu

    ReplyDelete
  6. Seger banget udaranya.. Belum pernah tau hiutan pinus ini. Thanks mba, nice info! Salam kenal dari follower baru mba..

    www.theamazingjasmi.com

    ReplyDelete
  7. jogja ga ada matinya yaa mba, makin banyak destinasi wisata yg bisa dikunjungi....seminggu ga bakal cukup deh...hihihi

    ReplyDelete
  8. iya mangunan rame banget ._.

    boleh ni ntr kalo ke jogja ke pengger ya

    blogwalking ya
    www.volverhank.net

    ReplyDelete
  9. iyaaa mangunan tuh rame banget kak. apalagi kalo weekend. beuhhh.
    pinus pengger alternatif yang bagus ini wkwk

    ReplyDelete
  10. mangunan itu rame banget, sampe mikir2 kalo mau liburan kesana mbak 😂😂.
    Blm lagi antrian foto pada spot tertentu, blm lagi jadi gak nyaman kalo tenpatmnya terlalu ramai

    ReplyDelete
  11. Wah ini lain lagi ya dari imogiri? Aku tinggal di Jogja tapi jarang explore haha

    ReplyDelete
  12. Wah seru juga kyknya buat prewed. Masih alami bgt tempatnyaaa.

    Elisabethgultom.blogspot.com

    ReplyDelete

Post a Comment

Jangan lupa komentar yaa Sobat Piknik