Ziarah ke Gua Maria Sriningsih, Gua Maria Penuh Kenangan

gua maria sendang sriningsih


Salah satu tempat yang sering saya rindukan adalah Gua Maria. Di sana saya bisa sejenak menepi dari keriuhan dunia, melupakan kepenatan hidup dan memasrahkan diri pada Sang Pencipta.

Dari beberapa Gua Maria yang pernah saya kunjungi, Gua Maria Sriningsih atau Jali-lah yang paling saya rindukan. Saya lebih sering menyebut Gua Maria Sendang Sriningsih dengan sebutan Jali, nama desa lokasi  Gua Maria itu.

Gua Maria Sendang Sriningsih tak hanya sekedar tempat berdoa, tapi banyak kenangan tersimpan di tempat itu. Memori saat ikut retret pertama kali saat SMP. Tidur di joglo dalam udara dingin pegunungan, berkenalan dengan para senior mudika, hingga saya menjadi mudika dan aktif ikut misa tiap Jumat Kliwon. Berangkat bersama-sama mudika satu lingkungan. Kebersamaan saat mengamen untuk dana kegiatan, ataupun tugas koor di Misa yang diadakan di Gua Maria Sendang Sriningsih.

Kenangan persahabatan. Menempuh perjalanan dari Ceper ke Gua Maria Sendang Sriningsih, menembus malam, melawan dingin, bersama sahabat. Mengingat Jali membuat ingatan melayang. Potongan-potongan peristiwa silih berganti memenuhi otak. 

Atau disaat saya terpuruk. Sendirian. Sering saya duduk di joglo yang sepi itu sendirian. Berteman semilirnya angin pegunungan. Pohon beringin yang kokoh tinggi menjulang seolah menaungi saya dan Bunda Maria yang terdiam, menatap saya dengan kesedihan.

Waktu sangat cepat berlalu, masa berganti dan seolah saya tak ada kesempatan lagi berkunjung ke sana. Tempat favorit untuk "mojok", mendekati DIA, curhat, dan memohon sesuatu.

Hingga beberapa waktu yang lalu mimpi saya untuk datang lagi ke Gua Maria Sendang Sriningsih terkabul.  Lebih dari 5 tahun saya tidak kesana. Siang itu benar-benar menjadi obat kangen saya. Sekaligus mengenalkan anak-anak dan mengajak mereka berdoa.

Lokasi Gua Maria Sendang Sriningsih

Gua Maria ini terletak di desa Gayamharjo, Prambanan. Jalan masuk dari jalan Jogja-Solo yaitu di pertigaan Pandan Simping, ikuti jalan ke arah selatan sekitar 5-6 kilometer lagi.

Sejarah Sendang Sriningsih


Riwayat Sendang Sriningsih dimulai pada tahun 1934, ketika seorang Jesuit bernama D Hardjosuwondo SJ yang ditugaskan di Dusun Jali berkunjung ke sendang yang dulu masih bernama Sendang Duren. Terpesona oleh aura spiritualnya, ia kemudian membangun lokasi sekitar sendang itu menjadi tempat ziarah dan kemudian menamai ulang sendang menjadi Sendang Sriningsih, artinya perantara rahmat Tuhan pada umatnya.



Jalan menuju Gua sudah diaspal sejak lama, kita bisa me markir kendaraan di atas dan itu melewati beberapa perhentian Jalan Salib. Jika kamu berencana jalan salib, harus memarkirkan kendaraan di bawah. Saat Misa Novena atau saat Bulan Maria kendaraan dilarang naik, dan kendaraan parkir di lapangan. Jarak dari lapangan menuju perhentian pertama lumayan jauh, sekitar 2 kilometer.

Karena saya kesana pas  siang, kami bisa parkir hingga parkiran atas dan menitipkan kendaraan pada warga. Perjalanan ke Gua Maria bisa ditempuh hanya dengan jalan kaki ya. Harusnya mah jalan kaki dari perhentian pertama, tapi kami tidak berencana doa Jalan Salib hingga sengaja melewatkan beberapa titik perhentian.


Usai menitipkan kendaraan, kami bergegas naik. Keburu siang makin terik dan kasihan melihat duo anak lanang kepanasan. Jalan berundak siap menyambut kami. Ingatan saya melayang ke masa dulu, dimana saya dan teman-teman mudika sering iseng menghitung jumlah anak tangga dan sayangnya jumlah nya tidak pernah sama.

Gua Maria Sendang Sriningsih berada di atas bukit, diantara Bukit Ijo dan Mintorogo. Jika kalian berencana berziarah ke sini, siapkan badan ya dan jangan lupa air minum.



Setelah undakan  yang cukup membuat badan berkeringat kita sampai pada perhentian ke 6, jalan cor mulai tidak rata. Sepertinya sejak dulu memang belum diperbaiki.





Baru setengah perjalanan napas saya sudah kembang kempis. Duo anak lanang masih bersemangat walau kadang bertanya apakah masih jauh atau tidak. Pastinya saya menyemangati mereka donk. Ayo. Ayo. Meskipun saya sendiri sudah kepayahan.




Semakin ke atas jalan mulai mendatar, itu artinya sebentar lagi kami bakal sampai di Gua Maria Sendang Sriningsih. Beberapa tahun tidak ke sini ternyata banyak perubahan. Seperti toilet yang baru. Dulu jika pengunjung ingin ke toilet harus jalan lumayan jauh, toilet berada di bawah lereng dan gelap.





Yeay, akhirnya kami sampai di atas juga. Dua pohon beringin dan sulur-sulurnya masih berdiri kokoh. Hanya ada perubahan di lantai dan sendang. Sendang ditutup dengan beton, pengunjung bisa mengambil air dari sumur. Mas Bojo dan duo anak lanang segera mencuci muka. Air pegunungan yang dingin meleburkan kelelahan kami siang itu.





 
Usai mencuci muka kami duduk-duduk sebentar di joglo. Baru kemudian bergantian berdoa di depan patung Bunda Maria.  Ku curahkan kepenatan saya di sana. Melepas gundah dan berdevosi. Menziarahi kembali pengorbanan Tuhan Yesus yang rela wafat di kayu salib.

Menziarahi Bunda Maria, belajar menjadi pasrah dan berserah pada kehendak Allah.






Comments

  1. Tempat bersejarah mba. Sekitar 7th yg lalu penuh dengan kebimbangan dan kemudian curhat sama Kanjeng Ibu. Akhir nya satu keputusan saya ambil untk mengakhiri kebimbangan, dan hingga saat ini aku ndak pernah menyesali keputusan waktu itu.

    ReplyDelete
  2. Tempat bersejarah mba. Sekitar 7th yg lalu penuh dengan kebimbangan dan kemudian curhat sama Kanjeng Ibu. Akhir nya satu keputusan saya ambil untk mengakhiri kebimbangan, dan hingga saat ini aku ndak pernah menyesali keputusan waktu itu.

    ReplyDelete
  3. Perjalanan spritual seperti ini selalu menyentuh hati. Perjalanan untuk kontemplasi diri sekaligus menggugurkan semua kesombongan
    Love it

    ReplyDelete
  4. Wah, aq udah lebih dari 5 tahun ga ziarah ke sana.. Ziarahnya kebanyakan ke Sendangsono ma ganjuran terus.. :D

    ReplyDelete
  5. Perjalanan seperti ini selain senang, bisa sembari belajar juga ya mba. Tempatnya adem ya..

    Btw, salam kenal :)

    ReplyDelete
  6. Goa marianya mirip seperti di palembang. Biasa digunakan buat rumah retret.


    DEDDYHUANG.COM

    ReplyDelete

Post a Comment

Jangan lupa komentar yaa Sobat Piknik