Menginaplah di The Sidji Hotel Pekalongan, Kamu Bakal Diperlakukan Sebagai Kerabat Sendiri


Yang namanya rejeki memang nggak bisa ditolak ya gaes. Karena saya memang sukanya jalan-jalan dan staycation di hotel kok ya dapat rejeki menang kontes di Instagram  yang hadiahnya menginap di hotel selama tiga hari dua malam ples dapat uang saku. Kontes bertema #DiscoveryPekalongan yang saya ikuti  diadakan oleh @Iwashere bekerjasama dengan @Thesidjihotel. Ketika membaca pengumuman dan ada nama saya, tentunya udah nggak sabar donk explore Pekalongan meski akhirnya lebih betah ngendon di dalam hotel The Sidji karena hotelnya nyaman banget gaes.

Rencana berangkat pagi dari Jogja  tinggal wacana karena anak-anak pulang sekolahnya malah telat. Belum lagi suami harus nengok proyek dulu jadi deh kami berangkat ke Pekalongan ketika mentari sudah hampir tenggelam.

Perjalanan dari Jogja menuju Pekalongan terbilang lancar. Jalur Pantura sering kami lewati saat ke Jakarta ataupun ke Brebes jadi adu cekcok saat membaca maps hanya terjadi ketika memasuki kota Pekalongan. Yang namanya keluarga rasanya nggak seru kalau ngga ada berantem-berantemnya, dan seringnya si maps ini yang selalu bikin saya dan mas bojo bersitegang. Rasanya saya butuh ikut kelas baca peta deh biar nggak selalu dimarahin saat jadi navigator :))

Lobby Cantik yang Berusia Hampir 100 Tahun


Pukul 7 malam kami sampai di The Sidji Hotel. Hotel butik yang sudah membuat saya excited sejak membaca sejarah bangunannya. Bagian depan hotel yang saat ini digunakan sebagai lobby merupakan rumah kuno, rumah peranakan yang dibangun pada tahun 1918. Keluarga  Hoo Tong Koey dan Tan Seng Nio membangun rumah tersebut dan didiami hingga generasi ke 4. Kemudian keluarga berinisiatif membuat sebuah hotel tetapi tetap menjaga keaslian arsitektur dengan gaya tempo dulu.


Tubuh kami sudah agak loyo ketika memasuki hotel, tetapi sapaan ramah dari staf dan resepsionis membuat saya lebih bersemangat.  Salah satu petugas dengan sigap membawakan barang bawaan saya. Cukup beberapa menit proses check in selesai dan kami diantar menuju kamar yang berada di lantai 3. 



"Ibuk, itu kok ada foto Ibuk, emang Ibuk pernah kesini?"

Saya agak kaget kenapa Mas bertanya begitu, jelas ini kali pertama saya  ke hotel The Sidji Pekalongan. Saya yang sedang sibuk meletakkan barang-barang di lemari agak kaget dengan pertanyaan anak lanang. Setelah dia menunjukkan gambar saya yang ada di meja sebelah bed barulah keheranan saya terjawab. Ternyata pihak The Sidji Hotel Pekalongan sudah menyiapkan sekeranjang buah serta kartu ucapan untuk saya. Wah, saya tersanjung donk. Sebelumnya tidak pernah mendapat sambutan seperti ini, jadi wajar donk kalau merasa tersipu. :))






Saya menempati kamar deluxe double yang dilengkapi satu king size bed,ada sofa kecil di sudut kamar, meja kerja, coffe table dan toilet yang bersih. Ketika membuka jendela view kolam renang langsung terlihat.  Anak-anak suka banget dan nggak sabar pengen renang di hari berikutnya.






Sesudah mandi rasa lelah dan penat sudah hilang, duo anak lanang udah nggak mau diajak tiduran. Kemudian kami berkeliling hotel.  Kami turun menuju lantai bawah dan menikmati suasana romantis lobby hotel The Sidji yang usianya hampir 100 tahun.


Lobby hotel The Sidji merupakan sebuah rumah peranakan. Ada beberapa ruangan seperti layaknya rumah tinggal, ada teras, ruang tamu, kamar dan teras belakang. Tak hanya bangunan yang masih asli furnitur-furniturnya pun begitu apik. Berada di The Sidji hotel memberikan pengalaman menginap di rumah peranakan yang tak terlupakan, saya merasa menjadi cici tapi nggak punya toko. LoL

Fasilitas Lengkap dan Modern 


The   Sidji Hotel Pekalongan menyediakan 79 kamar bagi para tamu. Ada 4 jenis kamar yang bisa kita tempati tentunya sesuai dengan kebutuhan para tamu. The Sidji Suites, Deluxe Balcony, Deluxe Double or Twin dan Clasic Double or Twin. Bangunan berkonsep modern yang berada tepat dibelakang lobby menjadi perpaduan yang sempurna bagi The Sidji Hotel. Gedung berlantai lima yang baru berusia sekitar 2 tahun ini dilengkapi fasilitas yang memadai sebagai hotel berintang empat.



1. The Sidji hotel memiliki 4 meeting room
2. Bussiness Centre
3. Gym
4. Kolam Renang
5. Galeri Batik

Nostalgia Restauran yang Membuat Saya Selalu Bernostalgia

 






Daya tarik sebuah hotel selain fasilitas lengkap juga rasa masakannya serta kelengkapan menu. Nostalgia Restauran merupakan restauran yang berada di lantai satu The Sidji Hotel Pekalongan. Menikmati santap pagi dengan view kolam renang serta udara segar sunggu membuat pagi saya begitu bersemangat. Resto dengan bentuk yang memanjang serta di kanan kirinya merupakan ruang terbuka membuat suasana begitu fresh.


Jangan ditanya menu apa saja yang disediakan di Nostalgia Restauran. Pastinya komplit. Dari aneka snack tradisional maupun cake. Berbagai jus, kopi, teh, susu ataupun jamu. Menu utama dari nasi putih/goreng, berbagai sayur dan lauk, sereal, roti dan berbagai toping dan pasta. Pokoke semua ada gaes.





Kolam Renang yang Bersih

 

Barang wajib yang harus dibawa ketika menginap di hotel yaitu baju renang. Kalau sampai barang itu ketinggalan duo anak lanang bisa marah.  Mereka memang lagi seneng ciblon-ciblon jadinya kalau ada air bawaannya pengen nyemplung.

The Sidji Hotel memiliki kolam renang yang tidak terlalu dalam, mulai dari 60 cm hingga 120 cm. Jadinya anak-anak tetep bisa bermain air. Tentunya dengan pengawasan karena mereka belum terampil berenangnya.


Selama 3 hari menginap disana, si Mas tiap hari berenang. Kolamnya bersih dan saya tidak mencium baum kaporit jadi saya biarin aja dia renang sepuasnya. Kebetulan saya juga lagi sakit punggung jadi terapi berenang bagus buat si punggung biar nggak sakit lagi.

Tamu The Sidji Hotel adalah Keluarga


Eniwei, saya puas banget selama menginap di The Sidji Hotel Pekalongan. Semua fasilitas cukup memuaskan dan para staf begitu ramah dan hangat saat melayani kami. Bahkan kepada semua tamu. Tak jarang staf menyapa dengan nama tamu, mungkin mereka adalah tamu langganan sehingga mereka sudah hapal.

Staf di restoran pun tak kalah ramah. Mereka tanpa sungkan bercanda dengan anak-anak dan ngobrol dengan mereka. Ehm, berkali-kali menginap di hotel baru sekali ini kami diperlakukan seperti ini. Bukan hanya selamat pagi bapak/ibu, tapi menyapa bagai keluarga sendiri.

Jujur, ini membuat kami semakin betah menginap di The Sidji. Ketika ada seorang anak yang nampak kesulitan menuang susu pun, staf di resto dengan sigap membantu mengambilkan. Padahal staf nggak banyak lho.


Keheranan saya akan "begitu ramah dan hangatnya"seluruh staf di The Sidji Hotel terjawab setelah ngobrol panjang lebar dengan Bapak Yohanes Karunia, guest relation The Sidji Hotel dan mbak Widya  yang ternyata jago nari tradional ini.

Bapak Anes menceritakan jika hotel ini memang menggangga tamu yang menginap seperti kerabat atau keluarga jauh yang sedang berkunjung. Sehingga perlakuan terhadap tamu bukan sekedar ramah, ya , selamat pagi, ada yang bisa saya bantu doang. Tetapi hangat seperti orang yang sudah kenal lama. 'Lah pantas saja berada di hotel ini seperti berada di lingkungan keluarga dimana tak ada jarak seperti petugas dan tamu. Home sweet home laah.


Lokasi The Sidji Hotel sangat strategis, berada di tengah kota, cukup berjalan kaki 5  menit ke alun-alun, desa-desa batik, Hypermart di pusat perbelanjaan Plaza Pekalongan,dan pusat pertokoan.

Pekalongan merupakan kota di pesisir utara yang memiliki banyak daya tarik dari batik hingga kulinernya. Keberadaan The Sidji Hotel rasanya menjadi daya tarik tersendiri bagi tamu untuk berkunjung ke Pekalongan atau sekedar mampir ketika melintasi jalur Pantura. Sayang sekali jika sudah berada di Pekalongan dan tidak merasakan pengalaman menginap di rumah antik keluarga Peranakan, serta mengeksplorasi keunikan sejarah dan kultural kota Pekalongan.


Jadi kapan ke Pekalongan gaes?

 ***
The Sidji Hotel

Alamat: Jalan. Dr. Cipto Mangunkusomo No.66, Poncol, Pekalongan Tim., Kota Pekalongan, Jawa Tengah 51122

Comments

  1. Walo jadul tapi ga kliatan kusam dan serem ya hotelnya.. Terlihat terawat malah. Aku biasanya menghindari hotel tua krn suasananya ga nyaman. Tp yg ini ga kliatan tua nya..

    ReplyDelete
  2. Keaslian material bangunan pintu dan lantai kunonya tetap dipertahankan .. jadi terlihat artistik.
    Nuansa ala tempoe doloenya jadk kerasa.

    ReplyDelete

Post a Comment

Jangan lupa komentar yaa Sobat Piknik