Cantiknya Kawah Rengganis dan Misteri Sesepuh Sunda


Angin dingin menerpa pipi saya. Kaca mobil sengaja saya buka, meski cuma sedikit. Udara segar dari luar rasanya sayang sekali jika tidak dinikmati. Sesekali biarkan freon tidak memenuhi atmosfer bumi. Ini di Ciwidey, bukan di Jakarta atau di Jogja dengan udaranya yang panas dan penuh debu.


Destinasi kami yang pertama di Ciwidey adalah Wana Wisata Ranca Upas. Obyek wisata alam yang sangat menarik karena fasilitasnya lengkap dan sangat menyenangkan.

Cerita lengkapnya silakan baca : Kampung Cai Ranca Upas

Pemandian air panas selalu menjadi inceran mas bojo saat datang ke suatu tempat.Dan benar saja, tiba-tiba dia langsung menelurkan ide. "Yuk ke Kawah Rengganis, dekat kok dari sini"

Pasti dia sibuk googling ketika saya berenang sama anak-anak. Saya sih setuju saja, toh hari baru dapat setengahnya. Masih ada waktu sebelum kembali ke Bandung.

Lokasi Kawah Rengganis searah jalannya dari Ciwidey. Dari Ranca Upas ya tinggal lurus lagi ngikutin jalan yang di kanan kirinya terbentang kebun teh menghijau. Btw, sebenernya tempat wisata di Ciwidey itu cuma jejer-jejer gitu. Dari jalan masuk ke hutan, nah disitu ada wisata apa. Lanjut jalan ntar ada wisata apa lagi gitu. Jadi jangan sampai kehabisan idelah saat di Ciwidey. Banyak tempat bagus disini.



Tak sampai setengah jam kami sampai di perkebunan teh. Sepanjang mata memanjang hanya ada kebun teh yang menghijau. Mata benar-benar dimanjakan. Dan, hasrat selfi menggelora gaes. Sebelum suami memesan ojek, saya sudah menarik ponakan saya ke kebun teh dan senyum jepret, ganti pose jepret. Hahaha.

Puas berfoto saya segera menyebrang jalan. Lokasi Kawah Rengganis ada disebelah kiri jalan, jika arah dari Bandung.  Tak ada parkir khusus buat mobil, jadi parkir pinggir jalan berderet gitu. Ada yang jaga sih, jadi aman. Abang-abang ojek sudah berjejer menanti penumpang. Kami menanyakan tarif ojek sampai di Kawah, cuma sepuluh ribu permotor.



Dari kebun teh ada jalan kecil, semacam jalan setapak berbatu, hanya muat untuk satu motor. Dari situlah jalan menuju Kawah Rengganis. Saya lebih konsen pegangan sama abang ojek daripada ambil gambar. Takut jatuh cui, jalannya lumayan horor karena pinggirnya jurang dan berbelok-belok gitu. Tapi, Puji Tuhan aman sih.


view sepanjang naik ojek


Tak sampai 10 menit kami sampai di tempat parkir dekat rumah warga. Ohya, penduduknya cuma sedikit. Cuma ada beberapa rumah di dekat parkiran. Asap mengepul dan aroma belerang mulai tercium. Dari atas kawah dan kolam dengan air mengepul terlihat.

Saya agak lupa, masuk ke sini memakai tiket atau tidak. Sepertinya tidak. :) Etapi ada info membayar dua puluh ribu atau seiklasnya. Tempat ini belum dibuka sebagai tempat wisata secara resmi, jadi dimaklumin saja masih kearifan lokal.

Setelah naik ojek perjuangan belum selesai, kita harus jalan ke bawah. Deket kok, sudah ada anak tangga tertata rapi. Kolam berbentuk hati nampak menggoda untuk diceburin. Kawah Rengganis tida terlalu besar. Bukan kawah dengan lobang menganga besar. Tapi sumber panas ada banyak. Batu-batu besar mengepulkan asap dari sela-sela lubang. Jadi hati-hati jika bawa anak, jangan sampai mereka memegang batu-batu panas atau terperosok ke lubang sumber panas atau air panas.





Sungai kecil mengalir dari atas dengan kepulan asap yang tebal. Menandakan jika air di sungai tersebut cukup panas. Air itu mengalir ke kolam dibawahnya dan digunakan pengunjung untuk berendam.

Jika anda tertarik mencoba lumpur panas dari kolam dekat pancuran. Beberapa orang meggunakan lumpur hitam yang mengandung belerang tersebut di wajahnya, bahkan seluruh badan. Jadi macam orang mandi lumpur.



Konon, katanya bisa menyembuhkan penyakit. Seandainya penyakit kantong kering bisa sembuh seketika mungkin saya tertari untuk mengolesi badan dengan lumpur dan berasa luluran di spa-spa gitu. Hahaha. Sayangnya tidak, jadi saya nggak turun ke kolam apalagi mandi lumpur. Biar suami yang berendam, kali aja berubah jadi mirip Leonardo Dicaprio. LoL.




Saya lebih tertarik menjelajah mencari spot foto terbaique. Mohon maaf banci kamera jangan diprotes yak.





Tempat ini sejuk sekaligus hangat. Banyak pohon-pohon eksotis. Hanya ada beberapa gasebo, tak ada tulisan aneh-aneh buat selfi yang norak. Semoga sekarang masih terjaga keasliannya.

Bersama ponakan saya berjalan ke tempat yang nylempit, lewat batu-batu dan menemukan sebuah makam. Ya, ada makam disini dan cuma ada satu atau dua kuburan. Saya masih penasaran dan bertanya-tanya, kenapa ada makam disini?

Dan terjawab saat suami ganti baju dan mandi di salah satu warung yang berada dekat kawah. Ternyata si Ibu penjaga warung adalah anak dari kuncen atau juru kunci di Kawah Rengganis. Setiap malam terterntu banyak peziarah yang kesini untuk mengadakan ritual. Tentunya dimalam hari.

Konon para sesepuh Sunda, pernah mengadakan pertemuan untuk membahas soal kehidupan dan agama.


Kawah Rengganis menjadi saksi bisu pertemuan para leluhur Sunda sejak ratusan tahun lalu. Konon, salah satu leluhur yang disebut sebagai Uyut Saratus Bojol Tilu itu kerap melakukan pertemuan rutin. Persoalan agama dan masalah kehidupan merupakan salahsatu pembicaraannya.

Ehm, ternyata Kawah Rengganis menyimpan misteri. Pantas saja auranya agak gimana gitu.

Eniwei, di luar cerita-cerita tersebut, Kawah Rengganis wajib kalian kunjungi saat ke Ciwidey. Apalagi buat kalian yang suka berendam di air panas murni. Karena benar-benar langsung dari sumbernya. Kata suami sih seger dan efek di badan jadi lebih sehat.

Okay, sekian dulu cerita piknik dari Bandung Selatan. Ditunggu kehadirannya disini ya gaes.



***
Kawah Rengganis
Alamat : Patengan, Kec. Rancabali, Bandung, Jawa Barat 

Comments