Balkondes Ngargogondo, Tempat Dimana Kalian Bisa Meluapkan Rindu Akan Kampung Halaman

Anak-anak mulai kegirangan saat melihat perbukitan di depan mata. Setelah melewati Candi Borobudur , mbak Google maps memandu kami menyusuri jalan pinggir desa menuju Balkondes Ngargogondo . Sengaja jendela mobil saya buka agar bisa merasakan semilir angin. Benar saja, angin segar pedesaan menghadirkan keriangan tersendiri. Serasa damai. 

Jalan beraspal halus masih lurus membentang dengan perbukitan Menoreh di belakangnya. "Belok kiri yank!" seru saya ke mas bojo. Kami memasuki area penginapan dengan konsep pedesaan dengan joglo megah dibagian depan.  Mas Bojo segera memarkir kendaraan. Saya bersama anak-anak menuju ke joglo. Beberapa orang terlihat sibuk packing dan mempersiapkan sesuatu. Sebuah mobil dengan sticker pegadaian parkir bersebelahan dengan mobil imut berwarna merah. 

Seorang mas-mas menyapa kami dengan ramah. Segera saya menunjukkan chat saya dengan admin event Balkonjazz. "Ohya, mbak Prima ya, nanti kamar di sebelah sana, silakan duduk dulu"

Pria tadi menyajikan teh dalam teko ornamen hijau, mengingatkan ku pada pawon simbok, dapur mbah dari Bapak yang ada di kampung. Gelas kaca dengan hiasan bunga-bunga lekat banget dengan suguhan saat jagong di desa.  Anak lanang tak sabar ingin menikmati teh. Saya tuang teh dari teko ke gelas yang sudah berjajar rapi di meja. Uap panas seketika mengepul. Aromanya benar-benar berbeda dengan teh yang biasa saya seduh.

Wangi melati dan teh berpadu dengan aroma asap kayu bakar. Teh dengan rasa yang hampir sama dengan teh yang pernah saya nikmati ketika bertamu di Gunung Kidul. Rasanya "ndeso" tapi enak banged. Sruput. Empat gelas teh langsung tandas seketika. 


"Ibu, ini kaos dan tiket konsernya, nanti akan ada shuttle yang mengantar ke lokasi konser. Untuk mobil di parkir di depan saja aman. Monggo silakan kami antar ke kamar". Saya suka dengan pelayanan di Balkondes Ngargogondo. Meski karyawan yang bekerja di Balkondes bukan dari kalangan profesional tetapi langsung dari tenaga masyarakat sekitar desa tetapi mereka sudah mendapat pelatihan tentang dunia perhotelan. Jadi, tetap profesional dengan keramahan khas masyarakat. 


FYI, Balkondes sebuah terobosan yang dibuat oleh BUMN. Balkondes disebut juga balai ekonomi desa, yang dimanfaatkan sebagai etalase desa khususnya daerah sekitar tempat wisata seperti Borobudur.  BUMN mendirikan balkondes untuk menarik datangnya wisatawan dan diharapkan bisa mengembangkan potensi ekonomi masyarakat desa. Nah di Magelang ini ada banyak Balkondes, salah satunya Balkondes Ngargogondo di dusun Malangan, desa Ngargogondo, Magelang. 

Kamar berderet yang berada di pinggir lapangan

Balkondes Ngargogondo memiliki fasilitas ruang pertemuan berupa joglo, di belakangnya ada amphi teater yang bisa digunakan untuk pentas atau event tertentu. Spot selfi berupa balon udara sangat menarik untuk dicoba. Tak lupa musholla dengan konsep setengah terbuka untuk bersembayang juga menjadi fasilitas bagi tamu. 

Ada sepuluh kamar yang bisa disewa. Kamu bisa reservasi langsung dengan pihak Balkondes Ngargondo atau memesan di aplikasi pemesanan kamar hotel seperti Agoda, Traveloka dan platform lain. 

Sedih ya, tahun ini semua konser dipending 

Saya sih sudah sepaket dengan tiket Balkonjazz, dimana konser diselenggarakan gratis tetapi ada paket VIP dimana tamu mendapat kamar serta tempat khusus selama konser. Yah, daripada wira wiri Jogja Magelang 'kan mending menginap sekalian, anak-anak dan mas bojo istirahat di kamar dan mbokne nonton konser. Hahaha. Kalian para suami harus membahagiakan pasangan ya, termasuk mendukung semua kesenangannya. LoL

Dapet kamar sesuai nama euy

Nama kamar di Balkondes sepertinya adalah nama-nama program PT Pegadaian. Ohya, Balkondes di Borobudur merupakan kerjasama dengan BUMN-BUMN seperti Angkasa Pura, aneka bank milik negara, Pegadaian dll. Balkondes Ngargogondo dikelola bersama Pegadaian, tak heran jika di depan tadi banyak tulisan Pegadaian karena memang sponsornya.



Fasilitas dalam kamar Balkondes Ngargogondo

Kamar-kamar berjejer menghadap sebuah tanah lapang

Ada 10 kamar yang bisa disewa. Perpaduan dinding kayu, lantai plester tapi fasilitas toilet sudah modern sangat menarik bagi saya. Nuansa pedesaannya dapet, tapi kenyamanan juga sangat dinikmati tamu. 



Double bed empuk tak jauh beda dengan di hotel, coffee maker lengkap dengan gula, teh dan kopi sudah disiapkan di meja. Kamar juga berpendingin, tapi sering kami matikan karena ingin menikmati semilir angin dari luar dengan membuka pintu. Televisi layar datar tergantung di dinding meski channel tidak terlalu banyak dan saya harus meminta penjaga untuk membantu menyetting remote.


Kami berkeliling di sekitar balkondes, ternyata di belakang kamar adalah kebun, entah melon atau tembakau karena memang belum ditanami. Depan kamar adalah tanah lapang dan langsung terhubung jalan raya. Beberapa kali kami melihat rombongan VW yang lewat berkeliling. Dari Borobudur memang ada paketan keliling wisata menggunakan VW dan rutenya juga melewati depan Balkondes Ngargogondo ini. 


Sore hari saya bersiap nonton Balkonjazz di Balkondes Tuksongo. Mas Bojo dan anak-anak yang rencananya ikut nonton (makanya pesen tiket VIP biar dapat tempat duduk) nggak jadi ikut. Saya tahulah ms bojo itu mageran dan jelas memilih di kamar daripada lihat orang-orang kemruyuk. Hahaha. Sangat berbeda dengan istrinya ya. Itulah saling melengkapi. Akhirnya mereka bertiga di kamar dan ibunya nonton Nosstress yang memang sangat saya nantikan dari jauh-jauh hari. 


Cerita tentang konser Balkonjazzz akan saya ulas di blog satunya ya di www.primahapsari.com

Menu Sarapan yang Sangat Menggoda





Paginya saya sangat lapar karena dari sore sampai malam di Balkonjazz dan tidak sempat makan. Sesudah mandi kami berempat langsung menuju ke joglo untuk sarapan karena memang kami berencana check out pagi, mau ke Candi Borobudur dulu. 

Menu yang disajikan ada mangut lele, tempe tahu goreng, gudangan/urap, karak/lempeng dan buah. Nampak sederhana ya tapi sumpah ENAK banget, jadi pengen kesana lagi kalau ingat mangut lele yang sedep dan gudangan yang seger. Seperti teh yang jadi welcome drink sehari sebelumnya, rasa "ndeso" nya ini dominan. Rasanya seperti masakan simbah-simbah, yang dimasak dengan kayu bakar, begitupula nasinya. Nasi yang agak lembut (nggak pero), mirip nasi liwet. Sungguh jadi merindukan mendiang mbah putri dan dapurnya yang penuh dengan asap dari kayu bakar.

Jujur untuk menu sarapan saya berani memberi nilai 9 dari 10. Endes marendes.



So, kesimpulan dari semalam menginap di Balkondes Ngargondo adalah sangat menyenangkan. Suasananya tenang, bersih, menu sarapan lezat, pelayanan sangat ramah dan yang bikin sueneng, ternyata kami satu hotel sama Nosstress band idola akyu. Dan baru sadar jika kamarnya deketan saat bertemu di joglo untuk sarapan.


Lha hepi banget ketemu Bli Kupit n Komang, langsung ajakin foto donk

Sobat piknik, jika kalian merindukan suasana pedesaan dengan menu yang sederhana tapi mengobati rindumu akan kampung halaman, masa kecil di kampung, saya sarankan untuk menginap di Balkondes Ngargogondo. Jika mau ke Candi Borobudur juga cuma 10 menitan dari hotel.

Vlog menginap di Bakondes Ngargogondo bisa kalian lihat di video berikut :





Comments